Saturday, June 22, 2013

Sttt!!!!! Ini Betul-betul Rahasia (3)

Sttt!!!!! Ini Betul-betul Rahasia (3)

13423375041958995185
Pilih mana, Bodoh yang pintar atau Pintar tapi bodoh ???
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia terdapat kata “bodoh” dan “pintar”, kalau ada kata “bodoh” berarti “ada orang yang bodoh, ya nggak,
Akan tetapi apakah betul ada orang yang bodoh?
Kalau ada, apakah dia betul-betul orang bodoh?
Kenapa?
Karena ada juga yang namanya pintar-pintar bodoh.
Masih ingat ‘kan, judul film pintar-pintar bodoh.
Banyak pintarnya dari pada bodohnya? Lha kok bisa-ya!
Nggak baca?
Kalau nggak, coba baca…. “pintar” satu kali, kemudian “pintar” lagi, dua kali, baru “bodoh” satu kali, nah banyak yang mana?
Banyak pintarnya ‘kan daripada bodohnya.
Secara matematis dua pintar dikurang satu bodoh sama dengan satu pintar. betul nggak?
Kalau betul, ponten seratus buat Anda.
Lha, untuk kata bodoh saja panjang sekali penjelasannya! ya suka-suka yang nulis dong.
Sekarang ini ‘kan eranya reformasi, bebas mengemukakan pendapat, bebas berekpresi, walaupun ada yang mengatakan,” agak kebablasan.”

Satu lagi yang unik, orang “pintar” nggak ada, kalau ngak ada orang yang bodoh, lha kok bisa!, coba dong jelaskan?
Mau!, “ya maulah,” begitu aja ‘kok repot.
Coba saja hapus kata  bodoh yang ada dikamus itu, nah kalau sudah ngak ada kata  bodoh berarti nggak ada lagi orang bodoh, yang ada hanya kata  pintar, berarti semuanya ‘kan orang pintar.
Betul ngak? ‘Kok, penjelasannya bikin tambah bingung. Nggak apa-apa ‘kan sekalian bingung. Hahaha.
“Kalau bukan karena kepedihan, tidak akan ada ketenangan. Kalau bukan karena penderitaan, kita tidak akan mengenal arti kebahagiaan. Segala sesuatu memiliki tatanan dan kekuatan.” Kepedihan membentuk orang-orang besar.
—-
Okay, mari kita ikuti saja, betul ada orang yang bodoh. Biasanya orang bodoh itu pastinya “nggak pernah lulus sekolahnya.”
Kalau ngak lulus sekolah berarti ngak punya ijazah.
Padahal kalau mau kerja, syarat utamanya harus punya ijazah. Kalau nggak punya ijazah bagaimana mau kerja? Ya nggak bisa. Lha, berarti ngak kerja. Ya, iya-lah, kecuali mau kerja sebagai buruh kasar yang ngak perlu ijazah.
Kalau nggak mau juga,jual saja warisan leluhur untuk modal usaha.
Apakah bisa sukses? Ya, bisa dong! Anda itu ‘kan sebenarnya termasuk orang yang sukses.
Anda saja yang nggak pernah sadar, kalau Anda sebenarnya adalah orang yang  sukses sebagai pemenang, Sukses sebagai seorang juara.
Kelahiran Anda ke dunia  itu  adalah sebagai orang yang sukses sebagai pemenang, sebagai seorang juara.
Dari sekian banyak sperma  hanya satu yang berhasil sukses membuahi sel telur kemudian lahirlah seorang anak manusia.
Manusia adalah mahluk  yang paling sempurna  dibandingkan mahluk-mahluk lain ciptaanNya.  Sebagaimana yang dinyatakan pada ayat Al-Quran sebagai berikut :
“Dan sesungguhnya Kami telah memuliakan anak cucu adam, dan kami angkutmereka di daratan dan lautan, dan Kami telah memberikan rezeki yang baik kepada mereka, dan kami telah lebihkan mereka dari antara makhluk-makhluk yang telah Kami ciptakan dengan kelebihan yang sempurna.” (QS. Al-Isra:70)

Manusia itu juga sangat luar biasa. Semua makhluk makrokosmos ditaklukan oleh makhkuk mikrokosmos. Gunung,lautan dan oksigen, semua diciptakan Allah untuk mengabdi bagi kepentingan manusia.
” Dan Dia (Allah) menundukkan untuk kamu; semua yang ada dilangit dan di bumi.” Qs Ibrahim [45]:13
—-
Jadi sukses itu nggak ada kaitannya dengan ijazah.
Contohnya siapa? Mau tahu!…
Coba saja tanya Andri Wongso sang Motivator nomer wahid di negeri ini, apakah lulus SD? Pasti jawabnya ngak lulus.
‘Kok tahu nggak lulus SD, dari mana?
Ya, tahulah, karena dibelakang namanya selalu dituliskan Andri Wongso SDTT.
Wah, titel dari mana tuh? Dari “langit.”
Bukan, itu bukan titel. Kalau bukan titel apa dong namanya?
Mau tahu lagi!
Itu akronim dari “Sekolah Dasar Tidak Tamat Tapi Bisa Sukses,” masa iya sih! Kalau nggak percaya tanya saja sendiri, betul nggak.
Yang lebih luar biasa lagi, coba tanya Andri Wongso, berapa banyak orang yang pernah mengikuti seminar-seminarnya, pasti nggak kehitung.
Dari sejumlah yang ikut seminar-seminar itu coba tanyakan, “berapa banyak jumlahnya yang tidak lulus SD,” bisa dipastikan jawabannya, “tidak ada, alias semuanya lulus SD,”
lha kalau begitu,” apanya yang luar biasa?”
Masa nggak tahu sih, Andri Wongso itu ‘kan ngak lulus SD tapi peserta seminarnya semuanya lulus SD bahkan mungkin tidak sedikit yang Es satu alias Sarjana gitu loohh, seperti salah satu kawan saya yang Es satu dari Salah satu Universitas Negeri, juga pernah ikut seminarnya Andri Wongso.
Luar biasa ‘kan, Es satu berguru kepada yang nggak lulus SD.
Betul juga ya, kata salah satu ungkapan,” Jangan lihat siapa yang menyampaikan kebenaran, tapi lihatlah apa yang disampaikannya tentang kebenaran.”
Kembali lagi soal Ijazah, Apa sih Ijazah itu, sebegitu pentingkah Ijazah itu?
Masa sih, nggak tahu, wah apa ya!
Ijazah adalah selembar kertas dimana diatasnya tertulis sebuah Nama yang dinyatakan telah lulus dan berhak menyandang gelar kesarjanaan.
Nah sudah tahu ‘kan apa yang namanya Ijazah.
Kemudian, seberapa pentingkah ijazah itu? Ya pentinglah! Kalau mau kerja kantoran atau mendaftar sebagai caleg atau capres perlu ijazah.
Tapi bagaimana kalau nggak punya ijazah, ya sudah, jadi pengacara saja.
Lho..lho..lho, ‘kok nggak punya ijazah di suruh jadi pengacara.
Eh..eh ntar dulu, bukan pengacara seperti OC Kaligis  atau Hotman Paris yang memberi kado ulang tahun anaknya Mobil Bentley  seharga 9 Milyar itu, yang dimaksud adalah pengangguran tapi banyak acara, oooh gitu tuh.
Nah sekarang balik lagi soal “orang bodoh”, Lha ‘kok balik lagi. Kenapa?
Mau tahu ? Orang bodoh itu ‘kan sulit cari kerja, karena ngak punya ijazah, akhirnya berbisnis.
Supaya bisnisnya berhasil, mau ngak mau, harus mempekerjakan orang-orang pintar. Jadilah orang pintar kacungnya orang bodoh. Ada kalanya orang pintar di pintarin oleh orang bodoh. Lha kalau begitu, siapa yang pintar dan siapa yang bodoh, kenapa?
Karena orang pintar saja, bisa di bodoh-bodohin sama orang bodoh.
Selanjutnya, sibodoh itu ‘kan sering buat kesalahan, nah untuk memperbaikinya biasanya sibodoh mempekerjakan dan menggaji orang-orang pintar, maka jadilah sipintar bekerja untuk sibodoh.
Kemudian, orang pintar berfikir, sekolah supaya mendapatkan ijazah dan rangking agar mudah mendapatkan pekerjaan. Sementara orang bodoh berpikir bagaimana memperoleh uang sebanyak mungkin agar dapar membayar proposal proyek yang disampaikan oleh orang pintar.
Sibodoh selalu berfikir peluang apa yang bisa dijadikan uang, sementara sipintar berfikir siapa yang bisa memberi upah yang besar.
Oh ya, orang bodoh itu ‘kan sulit masuk perguruan tinggi negeri. Agar bisa masuk,  mau nggak mau menggunakan orang pintar ikut tes ujian masuk, maka jadilah orang pintar  jokinya orang bodoh.
Kesimpulan:
1. Jadilah orang bodoh yang pintar daripada jadi orang pintar yang bodoh. Orang pintar merasa dirinya lebih hebat sehingga ngak mau lagi belajar akhirnya kembali menjadi bodoh.
2. Orang bodoh biasanya tidak berpikir panjang,  tidak pernah berpikir resiko,  maka dia bilang  ini untungnya besar sekali, pikirannya difokuskan untuk memperoleh keuntungan besar kemudian berusaha agar betul-betul memperoleh keuntungan yang besar dan berhasil.
3. Orang pintar terlalu banyak berpikir maka dia bilang, “wah ini resikonya besar,” dan ngak berani mengambil resiko akhirnya  tidak berbuat  atau bertindak maka jadilah kacung seumur hidup pada orang bodoh.

dicopy dari http://ekonomi.kompasiana.com/wirausaha/2012/07/15/sttt-ini-betul-betul-rahasia-3-477176.html
Tgl 22 Juni 2013

0 comments:

Post a Comment