Tuesday, January 8, 2013

Sniper Aceh


Teuku Nyak Radja, Sniper Penembak Kohler ...





               Aceh bukan negara dongeng... tapi sebuah negara yang telah BERJAYA (baca buku Kerajaan Aceh karangan Denys Lombard dan buku Bunga Rampai Revolusi Tanah Aceh karangan Ali Hasyimi), hal ini dibuktikan dengan kekuatan bersenjata, salah satunya seorang sniper dibawah pimpinan Imum Lueng Bata  telah menembak mati Kohler dengan 1 tembakan hingga mati.
           O God. Ik ben getroven (Oh Tuhan aku telah kena),” seru Mayor Jenderal J.H.R Kohler ketika peluru seorang penembak jitu Aceh menembus dadanya. Kohler menghembuskan napas terakhirnya tepat di depan Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, pada 14 April 1873. Ia tak menyangka kematian menjemputnya secepat itu, hanya berselang beberapa hari sejak pendaratannya di Aceh.
Pohon geulumpang atau kelumpang (sterculia foetida) masih tumbuh di dekat gerbang kiri Masjid Raya sebagai penanda tempat Kohler tertembak. Orang Belanda menyebut pohon itu Kohlerboom atau pohon Kohler.

            Kohler adalah pemimpin ekspedisi pertama penyerangan Belanda terhadap Aceh. Tepatnya 6 April 1873, pasukan Kohler memasuki Aceh melalui pantai Ceureumen, Ulee Lheue.
Kini makam Kohler berada di bagian depan Peutjut Kerkhoff atau Permakaman Peutjut atau lebih dikenal dengan sebutan Ker-khof.
             Empat bintang emas menghiasi setiap sisi nisan Kohler. Pada nisan itu tercetak kalimat “herbecraven op (dikuburkan kembali pada) 19 Mei 1978″. Lambang seekor ular menggigit ekornya terpahat di bawah nisan. Namun belum ada teks sejarah yang menjelaskan arti gambar ular tersebut.
             Setelah Kohler gugur, jasadnya dibawa ke Batavia (sekarang Jakarta) melalui Ulee Lheue. Ia dikuburkan di daerah Tanah Abang. Rencana pengembangan kota oleh pemerintah kota Jakarta membuat kuburannya tergusur. Pada 19 Mei 1978, abu dan nisannya di-pindahkan ke Kerkhof atas permintaan gubernur Aceh saat itu, A. Muzakir Walad. Setelah berselang 105 tahun dari waktu kematian-nya, Kohler pun kembali lagi ke Aceh.
                Setahun kemudian, seorang prajurit terkenal dari Order of Dutch Lion (Kesatuan Singa Belanda) juga dikuburkan kembali di Ker-khof. Letnan kolonel JJ Roeps namanya. Ia terbunuh di pantai dekat perbatasan Aceh, tepatnya di Barus.
              Kerkhof, dalam bahasa Indonesia berarti permakamanan. Kata ini dalam bahasa aslinya: kerkhoff, dengan huruf ‘f’ ganda. Kalau di-pecah atas dua suku kata, maka ‘kerk’ diartikan sebagai gereja dan ‘hoff’ adalah halaman. Karena kebiasaan orang Belanda yang ma-yoritas Kristen menguburkan keluarganya di samping gereja, lambat-laun kata “kerkhoff” menjadi sebutan untuk kuburan atau per-makaman.

0 comments:

Post a Comment